KASUM: Kasus Munir Dilemahkan dan Diabaikan Secara Sistemik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Puluhan ormas dan LSM yang tergabung dalam gerakan “Sahabat Munir”, hari ini berkumpul untuk memperingati 6 tahun kematian Munir, aktivis HAM yang tewas misterius saat hendak melanjutkan studi ke Belanda enam tahun silam.

Selain menggelar doa bersama, Sahabat Munir juga mengeluarkan pernyataan sikap terhadap lambannya penegak hukum dalam menangani kasus pembunuhan tersebut.

Mereka menilai, dalam dua tahun terakhir ini pemerintah sudah mengabaikan kasus Munir serta beberapa kasus HAM lain yang terjadi selama ini. Bahkan, mereka mengendus bahwa kasus kematian Munir tersebut secara perlahan mulai dipendam serta ditinggalkan.

Choirul Anam, Sekretaris Eksekutif Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah nyaris tidak berbuat apapun sebagai upaya penuntasan kasus Munir. Para penegak hukum dinilai gagal memenuhi harapan masyarakat yang menginginkan keadilan sebagai tujuan sebuah negara hukum.

“Kami melihat beberapa tahun terakhir ini kasus Munir secara sistematik telah dilemahkan dan diabaikan. Kasus kematian Munir seolah menguap begitu saja. Ini persoalan serius yang sedang dihadapi. Pengabaian kasus Munir merupakan satu di antara banyaknya rangkaian pengabaian kasus HAM lain. Ini jelas pelanggaran besar,” ujar Choirul saat ditemui di kantor Kontras, Jakarta. Minggu (5/9/2010).

Selain mempertanyakan kelanjutan kasus tersbut, Sahabat Munir juga mendesak pemerintah, khususnya Presiden SBY, agar memberikan keadilan dalam penuntasan kasus Munir dan kasus HAM lainnya. Selain itu, pemerintah juga dituntut agar segera menangkap para aktor intelektual pembunuh Munir selain Muchdi Pr. Momentum ini juga dimanfaatkan untuk meminta pada peemerintah agar menetapkan tanggal 7 September sebagai Hari Pembela HAM.(*)