Presiden: Penusukan Jemaat HKBP Jangan Ganggu Kerukunan Beragama

Tokoh agama Hasyim Muzadi (kiri), Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat (tengah) dan Ketum PGI Andreas Yewangu (kanan) saat jumpa pers di gedung Kementerian Agama, Jakarta.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan Menko Polhukam Djoko Suyanto dan jajaran Kepolisian untuk mengungkap kasus penusukan jemaat HKBP. SBY berpesan agar kasus ini tidak mengganggu kerukunan hidup beragama.

“Jadi Presiden meminta agar kerukunan beragama dan kebebasan beragama harus dikedepankan,” kata Juru bicara Kepresidenan, Julian A Pasha, saat dihubungi detikcom, Senin (13/9).

Presiden meminta semua pihak menahan diri dan menyerahkan semua kepada kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini. “Dan Presiden meminta agar kita tak boleh buru buru simpulkan ini bermotif agama,” imbuhnya.

Presiden juga berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang terkait peristiwa itu. “Sejauh ini penyebabnya adalah kriminal penganiayaan. Presiden minta sabar dan bijak untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang,” tutupnya.

Bantah Lalai Lindungi

Sementara itu Mabes Polri membantah jajarannya lalai melindungi jemaat HKBP Bekasi. Polri mengaku telah menyiapkan sejumlah petugas untuk mengawal jemaat saat kebaktian.

“Kalau lalai sih nggak, kan infonya sudah dikawal,” ujar Kabidpenum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/9). Menurut Marwoto, setiap kebaktian jemaat HKBP, Polres Bekasi selalu memberikan pengawalan. Polisi sudah mengetahui potensi kerawanan yang terjadi di sekitar lokasi. “Ini sudah tiap hari polisi sudah tahu persis karena setiap Minggu pun tidak ada bangunan mereka lakukan kebaktian di situ,” tukasnya.

Seperti diketahui, Minggu (12/9) sekitar pukul 09.05 WIB, Asia Sihombing, anggota majelis HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi ditusuk orang tidak dikenal. Pelaku berboncengan mengendarai sepeda motor. Lokasi kejadian di sekitar daerah Ciketing Mustika Jaya. Akibat peristiwa tersebut, Sihombing kini dia masih dirawat RS Mitra Bekasi.

Tindak Pelaku

Secara terpisah, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan meminta aparat kepolisian agar menindak tegas pelaku penusukan terhadap Asiah Lumbuan Toruan (49) dan pemukulan terhadap Pendeta Luspida (40) di Ciketing Kota Bekasi, Minggu.

"Kepolisian perlu melakukan penyelidikan dengan cepat karena kasus tersebut merupakan suatu hal yang imperatif agar publik mendapatkan informasi yang sejelasnya," kata Koordinator Badan Pekerja Kontras, Haris Azhar, dalam siaran persnya diterima Antara di Padang, Senin. Menurut Haris, kasus demikian sangat rentan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang menginginkan situasi toleransi antar-beragama terus-menerus dirusak.

Atas kasus pidana tersebut, Kontras juga meminta seluruh elemen pemerintah daerah agar memerhatikan hal itu dengan serius. Pemerintah daerah harus mengambil langkah-langkah aktif untuk mencegah agar kekerasan tidak meluas.  Secara khusus, tambahnya, kami meminta seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpancing dan menahan diri untuk menghindari provokasi dan tindakan kekerasan yang mungkin berlanjut.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Timur Pradopo menegaskan insiden penganiayaan terhadap kedua jemaat HKBP itu murni tindakan kriminal. Kapolda menegaskan kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan agama. "Saya telah membentuk tim khusus penanganan kasus ini dan menginstruksikan kepada seluruh jajaran kepolisian khususnya di wilayah Kota Bekasi untuk mengungkap kasus ini secepatnya," kata Timur.  (dtc/Ant)