Demonstran Bawa Bantal Guling

JAKARTA (SINDO) – Aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin, digelar dengan paradelelucon, namunsaratdengan makna untuk menggelitik kinerja pemerintah selama satu tahun.
Aksi bawa bantal guling oleh massa gabungan mahasiswa, pemuda, dan buruh merupakan aksi protes atas peringatan satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Ribuan massa dari berbagai elemen tersebut juga menyanyikan lagu berjudul “Guling-Gulingan”. Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia Effendi Ghazali mengakui bahwa ide membawa bantal guling tersebut datang dari reaksi pemerintah yang berlebihan dalam menyikapi rencana aksi protes satu tahun pemerintahan SBY-Boediono.

“Presiden bermasalah sama guling. Orang kita cuma mau menyentil dibilang mau menggulingkan.Karena itu,sangat tepat kalau kita kirimkan sembilan bantal guling,”katanya di sela-sela aksi depan Istana Negara,Jakarta, kemarin. Itulah pesan yang ingin disampaikan dengan sembilan buah bantal yang diperkuat dengan aksi teatrikal berguling-guling di atas bantal guling.

Dalam aksi itu diusung juga tema Pasar Lupa atas berbagai kasus yang ditengarai sengaja dilupakan aparat hukum terutama kasus Bank Century. “Selamat Datang di Pasar Lupa” demikian tulisan yang tertera pada spanduk yang dibentangkan di sekitar Taman Monumen Nasional yang menghadap ke Istana Merdeka. Aksi bantal guling dan “Pasar Lupa” ini diikuti hampir semua kelompok mahasiswa dan aktivis seperti Kompak, Kontras, ICW, Migrant Care, dan lainnya.

“Pasar Lupa” ini menyajikan sejumlah dokumentasi peristiwa yang diduga merupakan bentuk pelanggaran HAM. Mereka menyajikan foto-foto korban pelanggaran HAM. Kegiatan tersebut juga menghadirkan para korban pelanggaran HAM beserta keluarganya. Koordinator aksi dari Kompak, Ray Rangkuti mengatakan, aksi bantal guling ini dilakukan karena pemerintah sudah mengembuskan beberapa kali isu penggulingan dalam setiap kali akan digelar aksi besar-besaran.

“Mulai dari aksi kasus Cicak-Buaya, Hari PeringatanAntikorupsi,Hari HAM Sedunia, 100 Hari Pemerintahan SBY, Hari Buruh, dan hari ini (kemarin), selalu diisukan akan ada penggulingan.Padahal, tidak ada dalam rencana aksi soal itu. Kita hanya menyampaikan protes,” katanya. Presiden SBY selama aksi demonstrasi berlangsung tetap terfokus dengan sejumlah pekerjaannya sebagai kepala negara.

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, Presiden banyak pekerjaan yang harus dilakukannya, termasuk saat ratusan massa melakukan aksinya di depan Istana Negara. “Semua aspirasi akan kita tangkap dan kita wadahi karena aspirasi itu memberikan semacam kontribusi, solusi yang perlu kita catat,”ujarnya. (karta rajasa/rarasati syarief)