Penembakan Mahasiswa, Picu Demo Lanjutan?

Oleh : Ahluwalia

INILAH.COM, Jakarta – Tertembaknya mahasiswa dalam demo Rabu kemarin, dikhawatirkan memicu gelombang demo atau bahkan gelombang kekerasan lebih lanjut.

Para aktivis mahasiswa BEM Seluruh Indonesia dan aktivis Kelompok Cipayung serta Gerakan Indonesia Bersih dan Kontras kembali menghimpun energi melakukan aksi lanjutan.

"Polisi lebai, berlebihan, dengan melakukan tembakan kepada anak bangsanya sendiri. Kami tak akan tinggal diam. Aksi demo kita rembuk dan lancarkan lagi di berbagai kota," kata M Ridwan, Ketua PB-HMI, Kamis (21/10).

Rabu kemarin, di Jakarta, unjuk rasa yang digelar di depan Istana Merdeka serta dua tempat di Jalan Diponegoro berlangsung ricuh. Demonstran berhadapan dengan polisi dan melempari dengan batu.

Polisi juga beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah demonstran. Farel (20), mahasiswa semester V Universitas Bung Karno, diduga mengalami luka tembak di betis kiri. Korban langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Bentrokan yang terjadi di Jalan Diponegoro diawali keinginan pengunjuk rasa untuk menutup akses jalan itu. Polisi berusaha mencegahnya sehingga mulai terjadi dorong-dorongan, lempar batu dan bambu, serta penembakan. Selama bentrokan itu, akses Jalan Diponegoro dan Jalan Medan Merdeka Utara (depan Istana Merdeka) sempat ditutup polisi.

Kalangan mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia, Kelompok Cipayung (GMNI, HMI, PMKRI, GMKI dan IMM) menyesalkan pernyataan SBY bahwa demo-demo terhadap dirinya sudah didesain dan dipenuhi lautan fitnah.

"Tudingan bahwa demo mahasiswa sudah didesain dan menjadi lautan firnah itu tak berdasar. SBY mencoba membalik masalah karena tidak mampu lagi memperbaiki citranya yang rontok akibat kegagalan pemerintahannya setahun ini," kata Ton Abdillah Haz, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Cokro Wibowo, Sekjen GMNI, melihat aksi moral mahasiswa seharusnya mendorong SBY memperbaiki kinerja kabinet dan pemerintah, bukan malah menuduh demo mahasiswa jadi lautan fitnah.

"Citra SBY sudah terkikis, harusnya kerja nyata dilakukan bersama KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) agar rakyat punya harapan. Kini banyak persoalan tak dituntaskan," katanya.

Pada aksi kemarin, berbagai isu diangkat pengunjuk rasa di 24 kota kampus, antara lain kesejahteraan rakyat yang belum membaik, pengentasan kemiskinan, mafia pajak, kepastian hukum, penegakan kedaulatan negara, penegakan kasus hak asasi manusia, dan penuntasan kasus Century. [mdr]