Asmara Nababan Tutup usia

TEMPO Interaktif, Jakarta – Aktivis hak asasi manusia Asmara Nababan meninggal  di Rumah Sakit Fuda, Guang Zhou, China, akibat kanker paru-paru,  pada pukul 12.30 waktu setempat atau 11.30 WIB. Pejuang HAM ini   meninggal pada usia 64 tahun. 

Ketua Badan Perkumpulan DEMOS ini terdeteksi menderita kanker paru-paru sejak setahun lalu. Pada 23 Desember 2009, Asmara  sempat menjalani operasi di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta. Beberapa kali melakukan pengobatan khusus dan medical check up di Singapore. Dalam proses perawatan ini terdeteksi kanker telah menyebar ke hati dan otak Bang Asmara. Menyebarnya kanker ini membuat kondisi fisiknya terus melemah.

Pada 7 Oktober lalu, Asmara  dirawat di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara, selama lima hari. Dilanjutkan  berobat sejak 12 Oktober ke Rumah Sakit Fuda, Guang Zhou, China, untuk mendapatkan perawatan serius.

Tim dokter RS Fuda,  Guang Zhou belum sempat mengambil tindakan untuk mengatasi kanker paru-paru karena paru-paru Asmara  mengalami infeksi dan tergenang cairan. Dokter rencananya baru akan mengoperasi kanker setelah infeksi sembuh.

Pada 25 Oktober 2010 lalu, tim dokter di Rumah Sakit Fuda melakukan operasi untuk pembukaan saluran pernafasan bagi Asmara. Saluran ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pernafasan jika melalui mulut. Setelah menjalani operasi, Asmara  dirawat dalam ICU.  Tuhan berkehendak lain, Kamis (28/10) siang, Asmara meninggal.

Lelaki kelahiran 2 September 1946, Siborong-borong, Sumatera Utara ini meninggalkan seorang istri, Magdalena Helmina Sitorus, dan tiga orang anak: Juanita Nababan, Aviva Nababan, dan Yehonathan Uliasi Nababan.

Aktivis HAM ini  pernah aktif sebagai Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Dia  juga aktif sebagai anggota Komnas HAM sejak 1993 -  2002. Dia juga mendirikan beberapa lembaga non pemerintah, seperti Kontras dan Elsam. Jabatan terakhirnya adalah  Ketua Badan Perkumpulan DEMOS, sebuah lembaga kajian demokrasi dan hak asasi.

Antonio Prajasto, direktur eksekutif DEMOS menyatakan kesedihan yang mendalam atas meninggalnya Bang Asmara."Indonesia telah kehilangan satu sosok yang teladan dalam upaya pemajuan demokrasi dan hak asasi manusia," katanya. Selamat jalan, Bang Asmara Nababan.

Asmara Nababan Tutup Usia

Dadan Muhammad Ramdan – Okezone

 

JAKARTA – Asmara Nababan, salah satu pejuang demokrasi dan hak asasi manusia hari ini meninggal dunia dalam usia 64 tahun.

Kabar duka ini dibenarkan oleh Koordinator Kontras Usman Hamid. "Iya benar tadi, meninggal," katanya singkat saat dihubungi okezone, Kamis (28/10/2010). Namun Usman tidak banyak memberikan keterangan.

Sementara itu rekan Asmara Nababan lainnya, Patra M Zein yang saat ini tengah mendampingi kliennya Panda Nababan di Mahkamah Agung juga mendapat kabar duka tersebut. "Iya, betul tadi. Saya diminta untuk mengabarkannya kepada teman-teman," ujarnya. "Ya, untuk lebih jelasnya hubungi langsung pihak keluarga," imbuhnya.

Sekadar diketahui, Asmara Nababan sempat menjalani perawatan di Guangzhou, China, karena menderita kanker paru stadium 4. Mantan Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia masuk rumah sakit di Guangzhou sejak 12 Oktober lalu. Sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Gading Pluit. Sebelum masuk rumah sakit, Asmara Nababan menjalani rawat jalan.

Meski sakit, Asmara Nababan tetap beraktivitas memimpin Demos, yakni Pusat Riset Demokrasi yang didirikannya bersama sejumlah pejuang HAM dan Demokrasi antara lain almarhum Munir, Arief Budiman, almarhum Th Sumartana, dan Nasikun.(ram)