Penggerek Merah Putih Mengadu ke ‘Jenderal Soedirman’

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Letkol (Purn) Ilyas Karim, pelaku sejarah pengerek bendera Merah Putih pada Proklamasi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 mengadu di hadapan patung Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam aksi damai "Menegakkan Keadilan" yang digelar di kawasan sekitar patung Jenderal Soedirman, Jalan Jenderal Soedirman, Jakarta Minggu (27/3/2011).

Ilyas bersama purnawiran TNI dan pensiunan PNS yang lain berkumpul di depan Patung Jenderal Soedirman sambil menyuarakan isi hati mereka yang seakan diterlantarkan pemerintah saat ini.

"Rumah saya akan digusur dan dibangun apartemen. Maksud saya datang ke sini ingin melapor kepada Jenderal Soedirman agar menegur pejabat jangan main gusur seenaknya," kata Ilyas Karim saat ditemui wartawan.

Lanjut Ilyas, pejabat-pejabat saat ini hanya memetingkan kekuasaan semata sehingga berlaku seenaknya. "Pejabat sekarang lebih mementingkan kekuasaan. Meskipun Jenderal Soedirman sudah tidak ada, tapi rohnya masih bisa melihat keadaan kami," kata Ilyas yang masih terlihat semangat.

Aksi yang berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah tersebut diikuti sekitar 100 orang, terlihat spanduk-spanduk yang dipasang di sekeliling patung Jenderal Soedirman dengan berbagai tulisan sebagai bentuk ekspresi dan curahan hati dari orang-orang yang melakukan demo tersebut.

‘Jenderal, penerusmu telah mengkhianati rakyat’ dan ‘Turunkan tanganmu Jenderal, perjuangannmu telah dikhianati penerusmu’, merupakan sebagian tulisan-tulisan yang tertera di spanduk yang dibawa sejumlah aktivis dan masyarakat sipil.

Aksi tersebut juga diisi dengan aksi teatrikal dengan membawa keranda yang ditutup kain hitam dengan bertuliskan ‘tandu gerilya keadilan’ yang dibawa ke hadapan patung Jenderal Soedirman.

Aksi damai tersebut ditutup dengan aksi saling berpegangan tangan di antara para pendemo diiringi dengan lagu syukur setelah itu aksi damai pun bubar dengan tertib.