KontraS Akan Selidiki Isu Bisnis Pasir Besi Oknum TNI AD di Kebumen

Jakarta – Tim Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) masih akan terus mencari fakta seputar bentrokan antara warga dengan prajurit TNI di Kebumen, Jawa Tengah. Setelah kasus kekerasan, fokus berikutnya adalah bisnis terselubung oknum TNI dan sengketa kepemilikan sebagian lahan latihan.

"Nampaknya ada hubungannya antara isu bisnis dengan bentrokan yang terjadi," kata Koordinator KontraS, Haris Azhar, kepada detikcom, Minggu (15/5/2011).

Bisnis yang dia maksud adalah bisnis tambang pasir besi yang berada di wilayah Pantai Bocor, Setrojenar, Kebumen. Batas antara wilayah yang sebagian berada dalam areal lahan latihan TNI AD dan desa Setrojenar itu yang diduga menjadi pangkal masalah sengketa kepemilikan lahan.

Belum ada dugaan siapa oknum TNI AD yang ‘bermain’ dalam bisnis tambang pasir besi tersebut. Tapi bila melihat situasi di lapangan, semestinya oknum tersebut adalah perwira yang cukup senior di sana.

"Di sisi lain kami melihat ada warga yang juga berkepentingan terhadap bisnis itu. Barangkali ini pangkal masalahnya," sambung Haris.

Menyinggung adanya aksi provokasi terhadap warga oleh pihak tertentu sebagaimana klaim TNI, menurut Haris hal itu tidak terkonfirmasi oleh tim pencari fakta di lapangan. Meski memang sempat ada pertemuan warga desa yang membicarakan sengketa hak kepemilikan lahan.

"Suatu pertemuan yang membahas apa memang menjadi hak warga, apakah bisa disebut provokasi? Bila memang benar ada provokasi sebelum bentrokan, apakah lalu dengan demikian TNI boleh melakukan kekerasan terhadap warga? Kan tidak," gugat Haris.

Masalah sengketa kepemilikan lahan latihan juga merupakan fokus berikutnya tim pencari fakta KontraS. Klaim TNI menyebut warga diberikan keleluasaan menggarap sebagian lahan karena tidak setiap saat latihan militer digelar di sana.

"Fokus pertama kami memang pada aksi kekerasannya, sebab itu yang paling jadi perhatian masyarakat," jelas Haris.(lh/fay)