Kontras Anggap Rusuh di Rig Medco Gawat

VIVAnews – Bentrok massa dan aparat di fasilitas pengeboran minyak Joint Operating Body Medco-Pertamina di Lapangan Tiaka, Luwuk, Sulawesi Tengah makan korban jiwa. Dua orang warga tewas ditembak peluru aparat.

Terkait insiden itu, Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Indri Fernida, mengatakan, pihaknya telah membuat surat kepada Kapolri, Jenderal Timur Pradopo.

"Kami minta Kapolri memberikan perhatian serius, sebab, ada kondisi yang agak gawat. Ada orang meninggal dan ditahan," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 25 Agustus 2011.

Polri, dia menambahkan, harus bersikap adil. "Memberikan perlindungan hukum dan pelayanan, tidak justru berpihak pada perusahaan. Kami melihat ada indikasi kedekatan aparat dengan perusahaan besar dengan alasan pembangunan," tambah dia.

Kontas juga meminta Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri melakukan penyelidikan dugaan penyalahgunaan prosedur penanganan unjuk rasa. Sebab, berdasarkan informasi yang diperoleh Kontras, polisi melakukan pengejaran dan penembakan terhadap warga di tengah laut di saat warga pulang menuju kampung pasca aksi demonstrasi. "Kami minta polisi membuka ruang bagi penyelidikan independen, agar adil, karena versi kejadian antara polisi dan warga berbeda," lanjut Indri.

Dia menambahkan, pihaknya juga minta Kapolda Sulawesi Tengah membuka ruang bagi para pengacara untuk memberikan bantuan hukum. "Saat ini ada 19 warga yang ditahan di Polda," tambah dia.

Bupati Morowali, Hafid, meminta aparat keamanan melepas warga yang ditahan. "Kami juga minta pengobatan korban luka ditanggung perusahaan [Medco-Pertamina] sampai sembuh," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis siang.

Perusahaan, tambah dia, juga harus berempati pada masyarakat. "Karena tuntutan mereka adalah masalah perut. Mereka sudah tidak berdaya," tambah dia. Anwar menambahkan, usai lebaran akan ada dialog antara warga dan perusahaan.

Warga melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut kompensasi. Sebab, kata Anwar, Pulau Tiaka yang dijadikan lokasi rig sebelumnya adalah lokasi mata pencaharian masyarakat.

Dia menjelaskan, pada 2006 perusahaan membuat pulau buatan, Pulau Tiaka, di lokasi tangkapan ikan masyarakat. "Di situ semua operasional pengeboran. Otomatis warga tidak bisa memancing di situ karena dijaga aparat. Penghasilan mereka menurun drastis," tambah dia.

Dihubungi terpisah, Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas, Gde Pradyana mengatakan, saat ini usaha pemberdayaan masyarakat telah berjalan dan dilakukan JOB Medco-Pertamina. ‘Mungkin ada desa yang merasa  program itu tidak sampai ke mereka. Terutama, Desa Kolo Bawah,  Kecamatan Morowali," kata dia.

Terkait masalah pengobatan warga yang luka-luka menjadi tanggung jawab JOB MEdco-Pertamina