Menko Polkam Tolak Penarikan Pasukan di Ambon

TEMPO Interaktif, Jakarta – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menolak penarikan pasukan dari lokasi kerusuhan di Ambon. Usulan penarikan pasukan ini sampaikan Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Menurut Menteri Djoko, pasukan bertahan di lokasi kerusuhan karena masih mempertimbangkan kemungkinan ekskalasi di wilayah itu terjadi dan konsetransi. "Kalau ada konsentrasi massa kemungkinan kembali ekskalasinya kan patut untuk waspada, jangan lengah. Jangan melihat negatif keberadan aparat di sana," kata Djoko di Kantor Presiden, Selasa 13 September 2011.

Sebelumnya Koordinator KontraS Haris Azhar meminta penarikan penarikan pasukan penting untuk menggugurkan kesan terjadi keadaan darurat di ambon. Apalagi masyarakat ambon sepakat menyelesaikan persoalan ini secara damai. KontraS bersama komunitas sipil mendesak pasukan ditarik.

Djoko mengatakan keberadaan aparat untuk terus melakukan kewaspadaan kondisi yang bisa saja tiba-tiab bergejolak. Ia mengungkapkan aparat juga lebih senang jika berada di markas masing-masing. Ia juga meminta komponen elemen masyarakat ikut meningkatkan kewaspadaan. "Tidak hanya aparat, tapi juga seluruh komponen masyarakat," katanya.

Djoko mengakui jumlah korban bertambah, tapi enggan menjelaskan jumlah sebenarnya. "Nanti itu polisi saja, Menurut (laporan) Wakil Gubernur Maluku seperti itu," katanya.

Pemerintah juga akan menggencarkan kewaspadaan masyarakat terkait dengan informasi yang menyebar ke masyarakat. Djoko mengatakan banyak informasi yang beredar di masyarakat.

Setiap informasi yang beredar, kata dia, harus diseleksi dan dicerna. "Jangan mudah terprovokasi. Jangan mudah kena hasutan. Kalau ada ajakan, dicerna dulu atau tidak usah diikuti. Sekarang banyak beredar sms melalui ini jangan hiraukan," katanya.

Pesan yang memprovokasi memang mudah dilakukan, misalnya mudah sekali membeli kartu Rp 100 ribu, ponsel Rp 500 ribu sebar sms dengan KTP palsu dan selesai dibuang. "Terpenting adalah kepedulian sosial an daya tahan masyarakat. Itu yang paling penting. Jangan mudah terhasut jangan mau diajak berbuat anarkis," katanya. Polisi telah berusaha mengungkap pengirim pesan pendek yang memprovokasi. Namun, ia mengaku hal ini tidak mudah mengungkap.