Kontras: Kongres Papua, Aparat Gunakan Kekuatan Berlebihan

VHRmedia, Jakarta – Kontras mengecam tindakan TNI dan Brimob yang menggunakan kekuatan senjata untuk membubarkan Kongres Rakyat Papua, Rabu (19/10). Lima orang diduga tewas akibat serangan tersebut.

”Aparat gabungan dikerahkan dan melakukan penembakan kepada peserta kongres. Sekitar seribu peserta kongres lari ketakutan,” kata Ketua Kontras, Haris Azhar, dalam siaran pers Jumat (21/10).

Ketika membubarkan kongres aparat merusak salah satu ruangan di Seminari Sang Surya Abepura. Satu unit komputer dan pintu rusak terkena tembakan.

Polisi dan TNI menyisir rumah penduduk mencari peserta kongres. Penyisiran juga dilakukan di asrama-asrama mahasiswa. Aparat gabungan menangkap lebih dari 300 warga Papua yang diduga mengikuti kongres.

Menurut Haris, sekitar 286 warga yang ditangkap hari ini dibebaskan. Polisi tidak menemukan nukti keterkaitan mereka dengan tindakan pidana yang dituduhkan. “Empat belas orang yang ditahan umumnya anggota Penjaga Tanah Papua, polisi adat yang menjaga keamanan kongres,” ujar Haris.

Tokoh Papua yang hingga kini masih ditahan adalah Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut, Ketua West Papua National Authority Eddison G Waromi,  Koordinator Bidang Logistik Kongres III August Makbrowen Senay, dan Dominikus Serabut (Sekretaris Dewan Adat Wamena) serta Kely Perdai.

Kontras mendesak Kapolri, Jenderal Pol Timur Pradopo memeriksa anggotanya yang diindikasikan menggunakan kekuatan secara berlebihan dan menyiksa peserta kongres. (E1)