KontraS: Geng Motor Bukti Polisi Gagal

VIVAnews – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), mengecam keras brutalisme sekelompok orang yang menyerang dan merusak berbagai tempat di Jakarta pada Jumat dini hari kemarin. Berdasarkan data kepolisian, satu orang tewas dan delapan lainnya luka parah.

Koordinator KonstraS, Haris Azhar mengatakan aksi ini bukan kali pertama. Setidaknya dalam beberapa hari terakhir tiga orang dilaporkan tewas akibat penyerangan oleh kelompok pengendara motor.

Menurutnya, rangkaian insiden itu menunjukkan bahwa aparat penegak hukum gagal dalam melindungi warganya. "Kapolda Metro Jaya dan jajarannya gagal melindungi warga Jakarta, tidak menegakkan hukum atas kekerasan sebelumnya," kata Haris dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com, Sabtu, 14 April 2012.

Dia mengungkapkan lambannya aparat juga dipertontonkan saat memberikan data identitas pelaku. "Terkesan hati-
hati untuk tidak mengatakan para pelaku berasal dari TNI AL," ujarnya. Sikap ini, lanjut Haris, bertolak belakang ketika polisi menuduh YLBHI menyembunyikan mahasiswa yang dianggap anarkis, tanpa alat bukti yang sah.

"Kami juga menyayangkan keputusan melibatkan POMAL dalam kasus ini. Di satu sisi Polda tidak berani mengungkapkan identitas pelaku, tapi di sisi lain justru mengajak POMAL melakukan penyelidikan," katanya.

Sudah selayaknya polisi yang bertanggung jawab untuk mencegah dan menegakkan hukum, bukan Polisi Militer Angkatan Laut yang
tugasnya hanya untuk kejahatan militer. "Tindakan ini justru membuka ruang militer Indonesia masuk dalam urusan kehidupan sipil. Patut disayangkan," dia menambahkan.

KontraS mendesak polisi secepatnya menangkap semua pelaku. "Jangan hanya bisa menangkap pembunuh anggota TNI AL saja," kata Haris. Harus seimbang. Selain itu Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial harus memberikan jaminan dan santunan biaya akibat kejadian ini. (hp).