Kontras Kecam Aksi Brutal Geng Motor

Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam kebrutalan geng motor di sejumlah lokasi di wilayah DKI Jakarta, pada Jumat dini hari (13/4), sekaligus menilai Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Rajab gagal melindungi warga Jakarta.

"Kami menyimpulkan, Kapolda Metro Jaya dan jajarannya gagal melindungi warga Jakarta dan tidak melakukan kerja penegakan hukum atas praktik kekerasan yang terjadi sebelumnya, seperti penganiayaan hingga mengakibatkan meninggalnya kelasi Arifin di Kemayoran pada Minggu 31 Maret 2012," kata Koordinator Kontras, Haris Azhar di Jakarta, Sabtu (14/4).

Pihaknya juga menyayangkan keputusan melibatkan POMAL dalam mendalami kasus penyerangan massal dan brutal dini hari lalu.

Di satu sisi Polda Jaya tidak berani mengungkapkan identitas pelaku, tapi di sisi lain justru mengajak POMAL melakukan penyelidikan. Jelas bahwa brutalitas yang merusak, mencederai hingga luka dan meninggal adalah kejahatan terhadap kamtibmas dan sudah selayaknya Polisi yang bertanggung jawab untuk mencegah serta melakukan penegakan hukum atas hal tersebut.

"Bukan POMAL tugasnya hanya untuk kejahatan-kejahatan di dalam militer. Tindakan ini justru membuka ruang militer Indonesia masuk dalam urusan kehidupan sipil. Patut disayangkan," ujar Haris.

Oleh karena itu, Kontras mendesak Polda Metro Jaya harus berani dan lebih profesional dalam melakukan penegakan hukum, terutama terhadap tindakan-tindakan brutal dan premanistik.

Kontras juga meminta agar DPR (Komisi I) untuk menegur Presiden, Kapolri dan Panglima TNI agar tidak mencampuradukan urusan kamtibmas dengan unsur/entitas militeristik, dengan cara melibatkan POMAL dalam urusan ini.

Selain itu, Kontras meminta adanya upaya pemulihan yang maksimal, di mana Polisi harus menangkap semua pelaku kejahatan yang melukai dan membunuh sejumlah orang dalam beberapa hari terakhir.

"Jangan hanya bisa menangkap pembunuh anggota TNI AL saja. Akan tetapi harus seimbang. Selain itu, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial harus memberikan jaminan dan santunan biaya-biaya akibat brutalitas ini," tutur Haris.

Sebelumnya diberitakan, gerombolan geng motor itu menyerang dan merusak toko swalayan 7-Eleven di Salemba, Jumat (13/4) sekitar pukul 01.45 WIB. Kelompok yang beranggotakan puluhan laki-laki berbadan tegap berambut cepak dan menggunakan sepeda motor itu menebar teror berdarah dari Jakarta Utara hingga Jakarta Pusat.

Lokasi pertama yang mereka sasar adalah pintu gerbang PT Dok Bayu Bahari di Jln. Industri Pelabuhan pada pukul 01.30 WIB. Di sana para anggota gerombolan tersebut melukai dua orang, termasuk petugas keamanan perusahaan. Selain itu, mereka juga merusak satu unit mobil, dan kemudian melempari kantor Polsek Tanjungpriok.

Berdasarkan data yang diperoleh Kontras, pada Jumat dini hari (13/4) terjadi penembakan terhadap Kelasi Sugeng Riadi dari Lembaga Farmasi Angkatan Laut (AL) yang terkena tembakan di telinga kanan, dan Prada Akbar Fidi Aldian dari Yonif Linud 503 Kostrad, tertembak di dada hingga tembus, saat ini dirawat di RSPAD.

Sementara itu, masih di waktu yang sama di Jalan Pramuka, seorang warga sipil bernama Anggi Darmawan (19) tewas dianiaya oleh sekitar 200-an anggota geng motor berambut cepak dan berbadan tegap. [TMA, Ant]