PAPUA: HIDUP DENGAN CINTA TANPA SENJATA

PAPUA: HIDUP DENGAN CINTA TANPA SENJATA

“Seiring tetesan embun dan suara Tifa
Diantara hijaunya hutan Papua
Tersimpan kisah luka anak bangsa
Yang terampas hak-haknya atas negerinya
Ayo bangun saudara jangan diam saja
Negeri ini punya kita bangsa merdeka
Cantik dan kaya raya negeri Papua
Mewah, megah perkasa bumi Papua”

(Bumi Papua-TeknoshiT)

Di atas merupakan penggalan lirik dari lagu yang bertajuk Bumi Papua ini menyiratkan kegelisahan anak-anak muda yang tergabung dalam Teknoshit, sebuah band yang mengusung genre electronic music, atas kondisi Papua.  Lagu ini termaktub di dalam album ketiga mereka, Lifevolution yang  diluncurkan pada 2 Mei 2012.

KontraS mencatat 8 peristiwa penembakan lainnya yang terjadi di Papua sepanjang 2011. Seperti penembakan terhadap 3 anggora TNI Yonif 751/BS(5/7), penembakan warga sipil akibat kontak senjata antara TNI AD Yonif 753/ AVT dengan kelompok bersenjata (12/7), kontak senjata antara anggota TNI AD dengan kelompok Goliat Tabuni (13/7), penembakan warga di Puncak Jaya (12/7), bentrok warga dan aparat di Distrik Ilaga (30-31/7), tewasnya warga dalam kerusuhan Timika (30/7) dan serangkaian penembakan misterius di Nafri dan Abepantai. Selain itu tidak kurang dari 60 orang masih mendekam dalam penjara di Papua sebagai tahanan politik. Mereka dijebloskan ke penjara karena mengekspresikan apa menjadi keinginan mereka terhadap tanah mereka.

Album LIFEVOLUTION mempresentasikan situasi sosial politik pada saat ini, dimana kebijakan negara telah menggeser kearifan lokal, menciptakan konsumerisme dan menggusur rasa solidaritas kemanusiaan di dalam masyarakat kita. Hingga penghargaan terhadap hak asasi manusia tidak lagi menjadi panglima dalam kehidupan kita, karena eksistensi manusia kini diukur dengan seberapa kita mampu mengkonsumsi, kapasitas mengkonsumsi itu yang kini menjadi ukuran untuk eksistensi, keberadaan manusia.

Sungguh menyedihkan memang, situasi yang diciptakan ini telah berhasil melahirkan gelombang apatisme dan menghilangkan rasa solidaritas dibanyak kalangan di Indonesia. Hingga kita hidup berkebangsaan tanpa memiliki semangat kepedulian. Contoh paling nyata hingga hari ini adalah apa yang terjadi di Papua. Ditengah apatisme dan konsumerismenya masyarakat kita, seolah apa yang dialami saudara-saudara kita di Papua adalah satu bentuk kewajaran. Dalam liriknya, Teknoshit mengungkap:

“Lebat hutan-hutan Papua seolah bertanya,
Untuk apa, kita hidup bersama satu bangsa dengan senjata tanpa cinta
Rasa curiga butakan kita, Bumi Papua diperkosa
Sudah-sudah janganlah kau teruskan, ini semua sia-sia”

Melalui album ini, TEKNOSHIT berusaha untuk menanyakan ulang tentang konsep nasionalisme yang mendasari organisasi yang disebut Indonesia. Konsep ini tertuang di sebelas lagu dalam album ini, sebut saja diantaranya Lagu Pembebasan, Marsinah, Revolutia, Filsafat Sudah Mati, Satu Indonesia, Menolak Lupa dan tentu saja Bumi Papua.

Teknoshit, band asal Jogja ini merupakan pelopor electronic music  yang mengusung pesan-pesan sosial dan politik. Di Jogja, TEKNOSHIT ibarat sebuah legend bagi seni musik perlawanan. Bagi mereka, musik adalah bentuk ibadah bagi kemanusiaan. Karena itu, semua lirik-lirik lagu mereka berbicara tentang ketimpangan sosial, protes atas kekerasan negara yang menginjak-injak hak rakyat.

Hal ini senada dengan apa yang KontraS kampanyekan selama yakni "Human loves Human", yang berarti bagaimana mengajak masyarakat luas untuk kembali mencintai nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini mulai tergerus oleh tamaknya korporasi yang sudah "memperkosa" bumi Papua. 

Sebagi bagian dari gerakan seni pembebasan dan perlawanan terhadap industrialisasi, seluruh lagu dalam album Lifevolution tidak diperjualbelikan, melainkan dapat diunduh secara bebas melalui link: http://reverbnation.com/teknoshit.

TEKNOSHIT dan KontraS, berharap keprihatinan dan upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan di Indonesia, bisa terus hidup dimasyarakat, terutama ketika pemerintah terus berpolemik secara tak jelas. Gerakan budaya, seperti musik, adalah salah satu instrumen penting dalam suara-suara keadilan.

Jakarta, 2 Mei 2012

KontraS dan TEKNOSHIT

 

Kontak Person Teknoshit: Icha (087878766339)