Sambut Hari Bhayangkara, Polri Dikritik Soal Aksi Kekerasan

Jakarta 1 Juli diperingati sebagai hari kepolisian. Tahun ini Polri genap berusia 66 tahun. Namun sepanjang satu tahun bertugas sejak 2011 lalu, berbagai macam dugaan tindak kekerasan dilakukan Polri. Kepolisian dinilai masih represif.

"Serta konflik lainnya, polisi nampak minim memberikan perlindungan dalam urusan kebebasan beragama. Seperti pada kasus Irshad Manji," ujar koordinator KontraS, Haris Azhar, saat jumpa pers di Kantor KontraS, Jl Borobudur, Jakarta, Jumat (29/6/2012).

KontraS juga mengkritik kinerja Polri dalam penegakan hukum serta keamanan di wilayah Papua dan Aceh. Kinerja Polri dinilai masih buruk dalam pengamanan.

Kontras memberi beberapa catatan terhadap Polri dalam 3 sudut pandang. Pertama analisa dugaan kasus-kasus pelanggaran HAM. Kedua, perubahan di tingkat kebijakan institusional.

"Dan ketiga komitmen keberlanjutan reformasi birokrasi yang dilakukan Polri," jelas Haris.

Berikut data kekerasan polisi yang dicatat oleh KontraS sejak Juli 2011 – Juli 2012:

Penganiayaan sebanyak: 80
Penembakan sebanyak: 39
Penyiksaan sebanyak: 31
Intimidasi sebanyak: 30
Penangkapan sewenang-wenang sebanyak: 24
Pembiaran sebanyak: 10
Bentrokan sebanyak: 8
Pemerasan sebanyak: 2
Pengerusakan sebanyak: 2
Pembubaran sebanyak: 1
Penjebakan sebanyak: 1

Sementara itu Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, yang dikonfirmasi soal pernyataan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), menegaskan apa yang disampaikan itu perlu diklarifikasi. Polri selalu bertindak berdasarkan hukum.

"Sah-sah saja orang berpendapat, kita tindak kita proses hukum. Kalau dia punya data seperti itu kita klarifikasi," jelasnya saat dikonfirmasi.

Sedang terkait dugaan penembakan, lanjut Saud, selama ini kepolisian selalu bertindak sesuai prosedur. "Kalau dalam rangka penegakan hukum sah-sah saja. Itu diatur dalam konvensi internasional. Penggunaan senjata api untuk melumpuhkan, bukan untuk membunuh, penyimpangan anggota didisiplinkan atau dipidanakan," tutur Saud.