Bentrok Brimob dengan Warga, KontraS: Polisi Abaikan Pernyataan SBY

Jakarta Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) menyayangkan tindakan brutal aparat kepolisian yang terjadi di Desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Aksi brutal polisi yang berbuntut tewasnya seorang bocah, menunjukan aparat kepolisian mengabaikan pernyataan Presiden SBY.

"Kami menyayangkan peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah Presiden SBY menyatakan akan membentuk tim penyelesaian sengketa agraria," kata Koordinator KontraS, Haris Azhar, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (27/7/2012).

"Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan Presiden SBY diabaikan oleh Polisi yang berhadapan dengan masyarakat di Ogan Ilir," imbuhnya.

Bentrok antara Brimob Polda Sumsel dengan warga yang pecah di Desa Limbang Jaya, kata Haris, merupakan buntut dari sengketa lahan antara warga di 22 desa di sekitar PTPN VII Cinta Manis terkait pengambilalihan lahan usaha masyarakat sekitar oleh PTPN.

Haris menambahkan, penyelesaian masalah agraria yang terjadi di wilayah tersebut tidak bisa semata menyerahkannya kepada aparat kepolisian.

"Menyerahkan masalah kepada pihak kepolisian semata, sama saja dengan membarakan konflik di tengah masyarakat," ujarnya.

Bentrok antara Brimob Polda Sumsel dengan warga di Desa Limbang Jaya pecah pada pukul 16.00 WIB. Versi polisi, bentrok bermula terjadi saat puluhan truk yang mengangkut Brimob bersenjata lengkap melintas untuk melaksanakan patroli dialogis di Desa Limbangan Jaya, Tanjung Batu. Tiba-tiba saja mobil Brimob yang paling belakang diserbu warga.

"Dengan terdengar suara ledakan dan lemparan batu serta massa membawa parang sehingga anggota Brimob melepaskan tembakan peringatan ke atas," kata Karo Penmas Polri, Boy Rafli Amar, dalam keterangannya kepada detikcom.

Berbeda dengan Walhi Sumsel yang menyatakan bila warga yang mendatangi aparat adalah untuk menanyakan maksud kedatagannya ke desa mereka.

"Warga yang melihat ratusan brimob memasuki desa mereka, akhirnya secara beramai-ramai mendatangi pasukan tersebut dengan maksud menanyakan kepentingan Brimob memasuki desa mereka," tulis Walhi dalam rilis yang dimuat dalam blog kelompok tersebut.

Namun, karena aparat melihat banyaknya warga mendatangi mereka, pasukan yang menggunakan senjata lengkap tersebut langsung mengeluarkan tembakan ke arah warga.

"Bentrok antara Brimob dengan warga pun tak dapat dihindari," terang Walhi.