Penanganan terorisme, picu kekerasan Poso

Sindonews.com – Kebijakan penanganan terorisme di Poso, Sulawesi Tengah, menjadi salah satu pemicu terjadinya kekerasan dan teror di kawasan tersebut.

Hal tersebut berdasarkan hasil temuan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) yang dilakukan sejak tanggal 28 Oktober hingga 3 November 2012.

Menurut Wakil Koordinator Kontras Syamsul Alam, hingga 4 November 2012 sudah dua orang tewas saat operasi penanganan teroris berlangsung. Tak hanya itu, 25 orang ditangkap dan tiga diantaranya dilepaskan.

"Pada pertengahan Agustus hingga Minggu ke IV Oktober 2012 telah terjadi dua kasus penembakan yang menyebabkan satu warga meninggal dunia dan satu orang mengalami luka tembak hingga dirawat di RSUD Poso," jelas Alam di Kantor KontraS, Jakarta, Minggu (4/11/2012).

Tak hanya itu, kasus kekerasan di Poso terus berlanjut dengan lima kasus peledakan bom dengan beberapa korban. Bahkan kasus dua anggota polisi yang bertugas di Polsek Poso Pesisir diculik, kemudian ditemukan tewas menambah panjang daftar kekerasan di Poso.

Agar tidak lagi jatuh korban, Syamsul menjelaskan kalau Kontras berulang kali menyerukan Polri untuk mengedepankan dialog dan mempertimbangkan kondisi psikologis warga.

"Perwakilan masyarakat Poso telah mengingatkan agar polisi dapat bertindak secara proporsional dan penegakan hukum dapat dilaksanakan secara profesional," katanya.

Namun, faktanya di lapangan menunjukkan polisi yang melakukan operasi pengejaran terduga teroris telah menyebabkan teror bagi warga.