Munir Disebut Hadir sebagai Kawan Para Buruh

TEMPO.CO, Batu — Di mata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti, sosok pejuang hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib sebagai pembela kaum tertindas. Perannya diawali saat aktif di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya. "Munir menyediakan waktu 24 jam untuk buruh," kata Poengky yang bersama Munir aktif di LBH Surabaya di sela pergelaran "Menafsir Munir Melawan Lupa" di Batu, Ahad 2 Desember 2012.

Mulai pagi hingga sore, kata Poengky, Munir mendampingi buruh untuk menyelesaikan sengketa perburuhan. Sedangkan malam hari membuka sekolah bagi kaum buruh. Munir mendidik para buruh meningkatkan kapasitas dan posisi tawar mereka dengan pengusaha dan Dinas Tenaga Kerja. Munir berbagi ilmu, pengalaman lapangan, dan akademik. "Kadang-kadang, sehari hanya tidur satu sampai dua jam. Tak menghiraukan kesehatan," katanya.

Hubungan Munir dan buruh, katanya, tak hanya sebatas advokat dan klien. Namun, Munir hadir sebagai kawan. Seolah hubungan tanpa batas. Bahkan, Munir memberikan uang kepada para buruh yang tak punya duit atau belum menerima gaji. "Dia tak minta kembali. Diikhlaskan," katanya.

Saat itu, katanya, buruh dikekang dilarang berserikat. Bahkan, buruh menjadi korban penindasan antara pengusaha, birokrat, aparat militer, dan polisi. Ia berharap semangat Munir memunculkan Munir-Munir baru dengan teladan perjuangan dan konsisten membela korban HAM agar perjuangan Minir tak sia-sia.

Imparsial dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mendesak pemerintah melindungi pembela HAM. Salah satunya dengan memasukkan klausul perlindungan melalui Rancangan Revisi Undang-Undang Hak Asasi Manusia karena pembela HAM berada di garis terdepan melindungi korban.

Pelaku pembunuh Munir, kata Poengky, sebenanrnya sudah terang benderang. Pelaku berkomplot menghilangkan nyawa Munir saat menumpang pesawat Garuda Indonesia menuju Belanda delapan tahun lalu. Pengadilan hanya menghukum Polycarpus Budihari Priyanto, sedangkan sang dalang tak pernah diungkap.

Poengky juga menanyakan motif pembunuhan Munir. Apakah berkaitan dengan kasus penculikan mahasiswa, kerusuhan Mei, kasus Tawangsaro dan Tanjung Priok, atau campuran seluruh kasus yang diteriakkan Munir.