Ziarah ke Makam Cak Munir, Budayawan Tagih Janji Pemerintah

MALANG- Puluhan seniman dan budayawan melakukan ziarah ke makam almarhum Munir Said Thalib. Acara ziarahini dilakukan sebelum memulai aksi budaya di Alun-alun Batu pada 2-3 Desember 2012.

Tampak para seniman dan budayawan ternama seperti Butet Kertaradjasa, Goenawan Mohamad, Joko Pekik (perupa), DJaduk Ferianto, Romo Sindhunata, dan Arswendo Atmowiloto, berziarah bersama istri almarhum Munir, Suciwati, dan kedua anaknya.

Selain itu, kawan seperjuangan Munir seperti Hendardi (Ketua Setara Institut dan Komite Aksi Solidaritas untuk Munir) dan Usman Hamid (Dewan Pembina Kontras), juga mengikuti doa bersama dengan khidmat.

Sebelum berdoa, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya sembari mengibarkan bendera merah putih yang dipimpin oleh Usman Hamid.

Selanjutnya Butet Kertaradjasa, selaku inisiator aksi budaya bertajuk "Menafsir Munir, Melawan Lupa" menyampaikan, unek-uneknya di depan pusara Munir.

"Cak Munir ini teman temanmu datang ke sini tidak memperingati kematianmu, tapi memperingati sampean digugurkan dengan paksa. Entah siapa pelakunya. Pemimpin kami hingga hari ini belum menuntaskan siapa otak pembunuhan itu. Kami datang ke sini, selain berziarah juga meneguhkan dan meneruskan perjuangan Cak Munir untuk merawat dan membela kemanusian. Kami mohon izin dalam dua hari ini mengajak masyarakat mengingat apa yang Cak Munir telah lakukan dan mengingat bahwa ada yang berutang janji untuk menuntaskan kematianmu," kata Butet, Minggu (2/12/2012).

Usai Butet menyampaikan unek-uneknya, Usman Hamid lalu berujar "Di makam Munir juga di makam ibunda Munir. Ibu yang membesarkan Munir. Di sini ada Butet, Djaduk, Romo Sindhunata, Pungky, ada banyak orang yang berkumpul menziarahi makammu. Entah apa yang menjadi sebab kami berkumpul, Gus Dur pernah mengatakan, kerjanya munir itu hanya menolong orang. Syafi’I Maarif mengatakan, engkaulah duta Islam. Cak, hari ini seniman dari Batu, Yogya, dari mana-mana kumpul di sini. Mereka ingin melihat sosokmu, menagih keadilan, bukan hanya tindakannmu penuh etik, tapi juga penuh estetik," katanya.

"Engkau membuat kami belajar. Engkau sahid Cak. Ajaklah kami, ajarkanlah kami untuk terus gandrung pada kebenaran. Mudah-mudahan kedatangan ini menambah semangat kami," katanya.

Acara kemudian dilanjutkan doa bersama yang dipimpin putra pertama dari pasangan Munir dan Suciwati, Soeltan Alif Allende. Dengan menahan kesedihan, Soeltan maju mendekat makam, sementara para seniman dan budayawan membuat lingkaran mengelilingi makam.

"Ya Allah, hapuskan semua dosanya, jauhkanlah dia dari neraka. Berikanlah dia tempat seenak-enaknya. Tempat paling enak sendiri, tepat di sebelahmu ya Allah. Ya Allah berilah pelajaran bagi pembunuh ayah kami, pelajaran supaya dia sadar dan mengaku bahwa dia telah membunuh ayah kami bernama Munir ya Allah. Aminnn…aminnn…ya robbal ‘alamin" tutur Soeltan Alif.

Usai ziarah, para budayawan dan seniman menuju alun-alun, tempat digelarnya aksi budaya ‘Menafsir Munir, Melawan Lupa’ sambil mengenakan topeng Munir. Aksi ini akan dilakukan selama dua hari.

Aksi budaya itu merupakan salah satu upaya para seniman dan budayawan mengingatkan pemerintah akan janjinya untuk mengungkap kematian Munir pada 7 September 2004 lalu.