Fatia Maulidiyanti Koordinator KontraS 2020-2023: Mendorong Keterlibatan Anak Muda dalam Perjuangan Hak Asasi Manusia

Fatia Maulidiyanti Koordinator KontraS 2020-2023: Mendorong Keterlibatan Anak Muda dalam Perjuangan Hak Asasi Manusia

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) telah mengukuhkan Fatia Maulidiyanti sebagai Koordinator untuk periode 2020 – 2023 pada Rapat Umum Anggota, tanggal 29 Juni 2020. Fatia Maulidiyanti menggantikan Yati Andriyani yang sebelumnya menjabat sebagai Koordinator KontraS periode 2017 – 2020.

Mekanisme pemilihan dan pengangkatan Koordinator KontraS melewati beberapa fase, pertama musyawarah internal, pengambilan suara, dan keputusan bersama yang dilakukan bersama dengan badan pekerja yang kemudian disahkan pada Rapat Umum Anggota. Di depan badan pekerja dan dewan pengurus KontraS, Fatia menegaskan bahwa ia siap mengemban amanah yang diberikan kepadanya.

Sebelum menjadi Koordinator, Fatia Maulidiyanti menjabat sebagai Kepala Divisi Advokasi Internasional. Ia secara konsisten melanjutkan agenda advokasi nasional pada beberapa kasus ke ranah internasional, baik melalui mekanisme resmi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) maupun melakukan advokasi jejaring internasional yang ditujukan untuk kampanye, seperti pada kasus Munir, kebebasan sipil, isu ekonomi, sosial, dan budaya, serta isu hak asasi manusia lainnya.

Fatia merupakan lulusan dari Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Parahyangan dan alumni dari Sekolah Hak Asasi Manusia (SeHAMA) KontraS pada tahun 2014. Selepas lulus dari SeHAMA ia memulai kiprahnya di KontraS. Ia melihat bahwa kondisi kebebasan berekspresi pada hari ini semakin menyempit. Keberadaan ruang berekspresi baik di dunia nyata maupun dunia maya mendapat ancaman yang berbeda namun memiliki narasi yang sama, yakni pembungkaman.

Demi menyambung estafet perjuangan hak asasi manusia, Fatia menilai bahwa peran dan keterlibatan generasi muda dalam memperjuangkan HAM harus terus diberdayakan untuk mengingatkan negara akan pelanggaran HAM yang terjadi hingga kini. “Sebagai generasi muda saya percaya komunitas muda memiliki peran penting dalam pengarusutamaan hak asasi manusia di Indonesia. Oleh karena itu, gerakan hak asasi manusia dewasa harus mendorong generasi muda untuk memimpin gerakan hak asasi manusia demi regenerasi yang lebih baik dan pelestarian pengarusutamaan hak asasi manusia di masa depan.” ujarnya

KontraS, di era kepemimpinan Fatia Maulidiyanti, akan memberdayakan keterlibatan kelompok-kelompok muda untuk secara bersama melakukan advokasi terhadap kelompok-kelompok rentan dan menyuarakan bahwa tidak adanya kepedulian dari negara dalam isu hak asasi manusia.

Atas sejumlah pertimbangan dan rekam jejak tersebut, Fatia Maulidiyanti diberi kepercayaan untuk memimpin KontraS selama tiga tahun ke depan.