Kontras: Situasi di Poso Susah Normal

MAKASSAR, KOMPAS.com – Situasi di Poso, Sulawesi Tengah susah kembali normal jika permasalahan sebelumnya belum terselesaikan. Hal tersebut berdasarkan analisa Komisi Orang untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasa (Kontras) Sulawesi Selatan. Pendapat yang disampaikan Kontras itu menyusul ditemukannya dua anggota polisi Poso yang ditemukan tewas misterius.

"Semua permasalahan yang ada di Poso selalu dikaitkan dengan teroris. Seperti dengan adanya dua anggota polisi asal Sulsel yang tewas di Poso, dikaitkan lagi dengan jaringan teroris. Kalau saya melihat, di Poso banyak kepentingan yang dibuat-buat. Dalam beberapa kasus sebelumnya, polisi sampai sekarang belum berhasil mengungkapnya," kata Ketua Kontras Sulsel, Suaib kepada Kompas.com, Rabu (18/10/2012).

"Contoh kasus bom, pembakaran gereja maupun aksi teror lainnya belum berhasil diungkap. Jadinya, kondisi keamanan di Poso susah kembali normal karena permasalahan masa lalu belum terselesaikan. Deklarasi Malino tidak menyelesaikan, tapi menghentikan saja untuk sementara. Dimana, banyak poin-poin dalam deklarasi tersebut tidak berjalan," lanjut Suaib.

Dia menambahkan, tewasnya kedua anggota polisi di Poso berada di daerah sekitar camp teroris. Padahal camp tersebut sudah tertutup dan diduga pindah ke daerah Sulawesi Selatan, tepatnya di Palopo. Dia meminta kepolisian harus menyelidiki kasus ini dengan pikiran jernih dan netral, jangan segala sesuatunya dikaitkan dengan teroris.

"Jangan hanya melihat lokasi tewasnya dua anggota polisi tewas di sekitar camp teroris, lalu langsung menuding jaringan itu. Di sinilah posisi polisi dan intelijen Polri maupun TNI maupun Badan Intelijen Nasional (BIN) berada di sana dan dimintai keterangannya apakah itu teroris masih ada," tambahnya.

Sementara itu, dua anggota kepolisian yang ditemukan tewas, Briptu Andi Safa, anggota Buser Polres Poso dan Brigadir Sudirman, Kanit Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) Polsek Poso Pesisir akan dimakamkan di kampung halamannya di Palopo dan Takalar, Sulawesi Selatan.

Hal itu dibenarkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel Komisaris Besar (Kombes) Polisi Chevy Achmad Sopari kepada Kompas.com. Menurutnya, pihak Polda Sulsel terus berkoordinasi dengan Polda Sulteng. "Kami berkoordinasi terus dengan Polda Sulteng, tapi kemungkinan jenazah diberangkatkan besok," katanya.