12 Tahun Berlalu, Tragedi Semanggi I Tidak Jelas Nasibnya

Djoko Tjiptono – detikNews

Jakarta – Hari ini, tepat 12 tahun Tragedi Semanggi I. Namun pengusutan kasus yang terjadi pada 1998 lalu itu dinilai tidak berbeda dengan nasib kasus pelanggaran HAM berat lainnya di Indonesia. Tidak jelas.

"Kasus Semanggi I bernasib sama dengan kasus pelanggaran HAM berat lainnya di Indonesia. Sampai sekarang mandek di Kejaksaan Agung tanpa tanpa alasan yang jelas," kata aktivis Komite untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), M Daud, kepada detikcom, Sabtu (13/11/2010).

Karena itu Daud berharap, Presiden SBY segera menunjuk Jaksa Agung baru pengganti Hendarman Supandji. Jaksa Agung baru harus memiliki integritas dan keberanian mengungkap semua kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia.

"Jangan sampai Tragedi Semanggi I dilupakan," ujar Daud.

Pada November 1998, 12 tahun silam, pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa (SI) untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Tapi mahasiswa menolak. Mahasiswa menentang pelaksanaan SI, tidak mengakui pemerintahan Habibie dan tidak percaya dengan para anggota DPR/MPR Orde Baru. Mereka juga menuntut penghapusan dwi fungsi ABRI.

Kehadiran para demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan masyarkat disambut barikade tentara. Militer menjaga ketat dan menutup seluruh akses yang menuju gedung DPR. Namun semakin sore jumlah demonstran yang bergabung semakin banyak. Mereka terus merangsek maju ke gedung rakyat. Bentrokan dengan aparat militer akhirnya tidak terhindarkan dan para demonstran berhasil dipukul mundur.

Puncaknya sekitar jam 3 sore, tentara merangsek para demonstran yang bertahan dengan kendaraan lapis baja. Tidak hanya itu, mereka juga menghujani massa dengan tembakan peluru tajam. Akibatnya, sejumlah nyawa pun melayang.

Tabur Bunga

Lebih lanjut Daud juga mengatakan, Tragedi Semanggi I hari ini juga akan diperingati dengan aksi tabur bunga di depan Kampus Unika Atmajaya, Jl Jenderal Sudirman. Namun sebelumnya massa akan berkeliling kampus dan berdoa di beberapa titik tempat jatuhnya korban.

"Titik terakhir kita akan tabur bunga di tempat tertembaknya Bernardus Realino Norma Irmawan alias Wawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya," ujar Daud.

Daud menambahkan, massa juga akan berziarah ke makam Wawan di TPU Joglo dan ke makam Sigit di TPU Tanah Kusir. "Terakhir akan digelar misa di kampus Atmajaya," ungkap Daud.

(djo/fay)