Sabtu, 16 Januari 2016 — tepat dua hari paska peristiwa ledakan dan baku tembak di kawasan Sarinah Thamrin yang terjadi pada Kamis 14 Januari 2016, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama dengan Dompet Dhuafa dan berbagai lapisan masyarakat sipil lain mengadakan sebuah acara Malam Solidaritas di Trotoar Gedung Cakrawala (Starbucks Cafe) yang mana merupakan lokasi kejadian peristiwa ledakan dan baku tembak yang terjadi Kamis sebelumnya. 

 

Malam Solidaritas tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat merefleksikan perasaan mereka terkait dengan peristiwa kelabu yang terjadi di Jakarta. Yang mana kejadian Kamis lalu memanglah kelabu, barangkali merupakan salah satu hari paling penuh duka karena disana terdapat korban jiwa, korban luka, dan yang pasti, ada rasa takut yang tiba-tiba saja meraja-lela. 

 

Tidak ada yang suka teror, tidak ada yang suka akan rasa tidak aman. Kewaspadaan memang salah satu kebutuhan utama, namun ketakutan tidak boleh tumbuh terlalu liar dalam diri kita. Malam Solidaritas bertajuk "Kami Tidak Takut dan Menolak Kekerasan" tersebut merupakan bentuk solidaritas untuk saling menguatkan, dan menunjukan keberanian kita atas nama cinta sesama manusia. Masyarakat diharapkan dapat membuktikan bahwa terorisme tidak membuat kita takut. Terlebih, terorisme atau kejahatan macam apa saja, tidak boleh membuat kita berhenti menolak kekerasan. Karena kekerasan bila dilawan kekerasan, tidak menyelesaikan persoalan.

 

Pada kesempatan Sabtu lalu, koordinator KontraS Haris Azhar menyampaikan dengan tegas bahwa: "Kekerasan tidak pernah menjadi jawaban. Inilah bentuk keyakinan kita bahwa kekerasan dan kekejaman tidak bisa dipraktikan untuk memaksakan kehendak, kepercayaan, ataupun ideologi apapun."

 

Semoga paska peristiwa memilukan Kamis 14 Januari 2016, kita senantiasa diberikan kekuatan dan keberanian untuk melawan takut, dan menolak kekerasan. 

 

Salam perdamaian, salam #HumanLovesHuman!