Ngabuburit #PutarBalik

Ngabuburit #PutarBalik

 

Sebagai bagian dari generasi yang menikmati warisan reformasi, adalah tugas bersama kita untuk terus mengisi celah-celah kosong pada kerangka keadilan transisi yang terdiri dari hak untuk tahu, hak reparasi, reformasi institusi dan hak atas keadilan. Terutama, dalam rangka bulan Mei yang menyimpan sejarah kelam masa lalu yang hingga kini belum terang, sejarah adalah hal yang wajib dituntaskan oleh pemerintah dalam mencapai kebenaran dan keadilan bagi seluruh warga negara. Terus bersemangat “merawat ingatan” dan menolak “putar balik” fakta sejarah kiranya salah satu modal utama agar kita senantiasa memiliki motivasi meneruskan perjuangan untuk keadilan bersamaan dengan apresiasi penuh kepada kelompok-kelompok termasuk kelompok anak muda yang terus berkreasi dan berinovasi untuk mengasah tahu dan melawan lupa melalui sejumlah medium seperti buku dan produk-produk edukatif lain yang dapat mencerahkan publik secara akurat, informatif dan persuasif.

Dalam memperingati sejumlah peristiwa pelanggaran HAM sepanjang bulan Mei, memperingati pekan penghilangan paksa internasional, mendorong penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, serta melibatkan publik dalam upaya bersama “memutar balik” ingatan, KontraS, Pamflet dan juga para korban dan jaringan melakukan kegiatan bertajuk Ngabuburit #PutarBalik. Secara garis besar, kegiatan ini terdiri dari agenda peluncuran buku disertai bincang-bincang terkait dilengkapi buka puasa bersama perwakilan korban pelanggaran HAM, anak muda, dan publik secara luas.

Buku berjudul “Advokasi Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu” berisikan data dan dokumen yang dimiliki KontraS sejak berdiri hingga saat ini, menjadikannya hasil dokumentasi perjuangan menegakkan HAM. Buku ini pula bertujuan untuk tetap menyegarkan ingatan masyarakat tentang berbagai kasus HAM yang terjadi di Indonesia. Lebih lanjut, memori sejarah tersebut merupakan sebuah pembelajaran yang tidak boleh terulang di Tanah Air.

Di sisi lain, generasi muda jarang mengetahui kasus masa lalu, ambil contoh Talangsari, karena tidak tercatat dalam buku-buku sejarah. Pun internet tidak menceritakan peristiwa tersebut secara utuh. Oleh karena itu, Pamflet meluncurkan buku berjudul “Yang Kelewat di Buku Sejarah”, yang ditujukan bagi anak muda sehingga pengemasannya lebih ringan dan tidak kaku.

Kegiatan yang diadakan pada 31 Maret 2017 berlokasi di Tjikini Lima ini menghadirkan tiga narasumber, yakni mantan Jaksa Agung Marzuki Darusman, Puri Kencana Putri (KontraS) dan Maulida Raviola (Pamflet) dan diikuti oleh sekitar 100 orang hadirin.