Diskusi dan Bedah Buku “Mencintai Munir” karya Suciwati

Pada Jumat, 21 Juli 2023 bertempat di Toko Kopi Seduh Jakarta, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama Museum HAM Munir, Dompet Dhuafa, dan Themis Indonesia mengadakan diskusi dan bedah buku dengan tema “Mewariskan Nilai dan Semangat Juang serta Mendorong Perlindungan Pegiat HAM dan Korban”. Adapun pembicara dalam bedah buku dan diskusi ini yakni Suciwati selaku Penulis dari Buku “Mencintai Munir”, Dr. Atnike Nova Sigiro, Msc (Ketua Komnas HAM), Dimas Bagus Arya (Koordinator KontraS), dan Arif R. Haryono (GM Sosial dan Advokasi Dompet Dhuafa). Dengan MC oleh Fitriyani dari KontraS dan moderator diskusi oleh Leona dari Mahasiswi STH Indonesia Jentera.

Kegiatan bedah buku diawali dengan refleksi dari Karlina Supelli (Akademisi STF Driyarkara) yang menguraikan awal mula berkenalan dengan sosok Munir hingga pengalaman bekerja sama dalam menangani isu dan kasus HAM di Indonesia.  

Buku “Mencintai Munir” yang ditulis Suciwati merupakan sebuah karya yang mengisahkan perjuangan dan dedikasi Munir Said Thalib, seorang aktivis HAM yang berjuang untuk keadilan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia. Buku ini mengulas perjalanan hidup Munir, termasuk perannya sebagai pendiri dan pimpinan pertama KontraS dalam upayanya dalam mengungkap pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Buku ini sendiri ditulis oleh orang yang paling dekat dengan Munir yaitu istrinya sendiri. Sudut pandang seorang istri dan ditulis dengan bahasa yang sederhana. Dalam buku ini Suciwati menggambarkan dengan detail kisah tentang membesarkan anak-anak. Kisah ini menjadi latar belakang dan depan bagaimana bagaimana keberanian Munir dalam mengungkap kebenaran, menghadapi ancaman, dan perjuangan kerasnya dalam memperjuangkan prinsip-prinsip HAM. 

Tidak hanya itu, buku ini juga mengisahkan perjuangan Suciwati untuk mengungkapkan kebenaran atas kematian suaminya di 7 September 2004 yang menggambarkan tantangan dan risiko yang dihadapi oleh aktivis HAM dalam memperjuangkan keadilan, serta keberanian mereka untuk mengungkap kebenaran meskipun menghadapi ancaman dan tekanan. Hingga hari ini Mba Suciwati dengan berbagai upayanya masih mendorong penuntasan kasus yang masih belum diungkap dalangnya oleh Negara ini.

Kegiatan ini ditutup dengan penampilan musik oleh Adrian Yunan yang terlibat dalam penulisan lagu Di Udara, lagu unit musik Efek Rumah Kaca yang diciptakan dalam rangka mengenang sepak terjang Munir Said Thalib. Buku Mencintai Munir menjadi satu artefak penting bagi perjuangan akan tegaknya HAM di Indonesia yang kerap mengalami pasang surut sebab tantangan yang silih berganti. Buku ini dapat dimiliki dengan membelinya di toko-toko daring yang dikelola Museum HAM Munir, seperti di tautan ini