Laporan Investigasi Sangihe, Sulawesi Utara

Pengantar

Sebagai negara dengan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah kekayaan laut yang menjadi hak setiap anak bangsa untuk dikelola dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan bangsa. Tentunya dengan kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikannya. Hasil pemanfaatan potensi dan kekayaan bahari di Indonesia diharapkan dapat dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat.

Salah satu kepulauan yang memiliki kekayaan alam sangat besar adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah suatu wilayah yang berbatasan langsung dengan Pulau Mindanao, Filipina. Kabupaten Kepulauan Sangihe sendiri merupakan salah satu pulau terluar dari Indonesia dengan luasan sebesar 736,98 km2 yang menjadikannya sebagai pulau kecil. Meski disebut sebagai pulau kecil, Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki sumber daya alam yang melimpah antara lain: hutan primer, satwa endemik, sumber daya bahari, hingga kearifan lokal penduduknya.

Dengan berbagai macam sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Sangihe, mayoritas masyarakat hidup bergantung dengan sumber daya alam. Mayoritas dari penduduk adalah petani dan nelayan. Data statistik kelautan dan perikanan milik pemerintah menyebut Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai tiga besar dari ekonomi nelayan terbanyak di Sulawesi Utara. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sangihe tercatat, selama periode 2015-2018

Selain sumber daya alam yang berada di lautan, Kabupaten Kepulauan Sangihe sendiri dikelilingi oleh hutan, di dalam hutan tersebut terdapat banyak sekali flora dan fauna yang sangat terjaga. Salah satu fauna yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah burung endemik yang biasa disebut masyarakat lokal sebagai Manu Niu. Burung endemik tersebut sempat dianggap punah selama seratus tahun, sampai sekitar pada tahun 1998 lalu, masyarakat melihat kembali burung endemik tersebut.

Kabupaten Kepulauan Sangihe sendiri juga dikelilingi oleh berbagai macam gunung di daratan maupun di laut. Banua Wuhu adalah nama gunung api bawah laut yang terletak di sebelah barat Pulau Mahengetang. Gunung ini memiliki ketinggian kurang lebih 400 meter dari dasar laut, dan memiliki puncak yang berada di kedalaman sekitar 8 meter di bawah permukaan air. Selain gunung bawah laut, Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki gunung di daratan, yaitu Gunung Sahendaruman tempat habitat burung Manu Niu.

Dengan kekayaan alam yang indah dan begitu melimpah, sejatinya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dapat mengembangkan potensi pariwisata dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Dalam waktu yang bersamaan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga bisa mengembangkan potensi warganya, seperti melalui pembuatan koperasi untuk mendukung kerja- kerja dari nelayan maupun petani yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Sayangnya, berbagai macam sumber daya alam yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe kini berada di bawah ancaman pertambangan emas milik PT. Tambang Mas Sangihe (TMS). PT TMS merupakan pemegang Kontrak Karya Generasi ke-VI. Izin konsesinya sangat luas, yaitu mencakup Gunung Sahendaruman, yang mana di dalamnya terdapat 80 desa dan 7 kecamatan. Bayang- bayang rusaknya lingkungan, pencemaran, kemiskinan, dan masalah lainnya kini menyelimuti masyarakat Kepulauan Sangihe. Bahkan, masyarakat dipaksa untuk memberikan tanah yang memiliki berbagai macam sumber daya alam kepada PT. Tambang Mas Sangihe.

Klik disini untuk melihat laporan selengkapnya